Langsung ke konten utama

Radio vs Podcast: Kini Podcast Menggantikan Radio?!

 Di era digital sekarang podcast menggantikan radio?

Sumber: Podcasts vs Radio: similitudes y diferencias - Enfoque Producciones

Sewaktu zaman periode Orde Baru di Indonesia radio telah menjadi salah satu media utama dan sumber informasi bagi masyarakat. Tidak hanya sebagai media informasi, radio juga digunakan sebagai media hiburan dan pendidikan. Pada awalnya, radio menggunakan teknologi analog untuk mentransmisikan sinyal suara melalui gelombang radio. Setelah radio analog, radio menggunakan Modulasi Amplitudo (AM) dan Modulasi Frekuensi (FM) untuk mentransmisikan suara. Pada tahun 1970-an, radio satelit mulai berkembang dan menjadi media komunikasi yang paling populer. Di tahun ini juga, stasiun radio swasta mulai bermunculan, terus berkembang sampai akhirnya muncul satu stasiun radio yang paling terkenal sampai sekarang yaitu Radio Prambors. Prambors berdiri pada tahun 1971 yang fokusnya pada penyiaran musik-musik baru kepada pendengar. Setelah hadirnya Prambors, radio swasta lain semakin banyak yang bermunculan dengan konsep dan program penyiaran yang berbeda. Memasuki tahun 2000-an, radio digital mulai diperkenalkan sebagai alternatif baru dalam penyiaran sampai akhirnya teknologi semakin berkembang dan terciptanya podcast.


Podcast gabungan dari kata ipod dan broadcast sehingga namanya menjadi podcast. Ipod salah satu produk Apple yang diciptakan untuk menyimpan suara, dalam bentuk sekecil itu dapat diisi ribuan lagu. Lalu, kenapa disebut sebagai podcast? Karena awalnya ketika kita mendownload lagu di ipod, lagu tersebut hanya dapat kita nikmati sendiri, tetapi lahir teknologi baru bahwa apa yang kita download atau rekam dapat di broadcast lewat internet, maka kemudian lahirlah apa yang disebut sebagai podcast. Secara definisi, podcast adalah siaran audio yang terpampang di website maupun platform-platform lain. Pertanyaannya, apakah radio termasuk ke dalam podcast? Mengingat era sekarang sudah tidak terlalu banyak generasi Z mendengarkan radio, semua beralih kepada podcast. Jawabannya kalau berdasarkan definisi, iya radio termasuk ke dalam podcast, seperti misalnya streaming, sehingga metode podcast yaitu ketika distribusi rekaman audionya dikirimkan melalui internet. Berbeda dengan ipod, rekaman yang disimpan atau dikoleksi tidak didistribusikan, ketika rekaman tersebut didistribusikan nama ipod berubah menjadi podcast.


Generasi Z masa kini memang terlihat sudah tidak terlalu banyak yang mendengarkan atau mengikuti perkembangan radio. Kebanyakan dari mereka menjadikan podcast sebagai pengganti radio untuk mencari informasi atau hiburan. Bahkan sekarang, podcast tidak hanya dalam bentuk audio tetapi juga ada visualnya sehingga penonton tidak hanya mendengarkan suara saja, yang tentu hal tersebut lebih disukai generasi Z. Di samping itu, podcast sendiri memiliki aspek yang berbeda dari radio, salah satu perbedaan terbesar yaitu dari segi jam tayangnya yang fleksibel. Podcast dapat didengarkan di mana saja dan kapan saja tanpa harus takut ketinggalan topik yang diinginkan. Pendengar juga dapat menunda mendengarkannya apabila memiliki kesibukan karena dapat didengarkan ulang. Berbeda dengan radio yang memiliki jadwal siaran tetap sehingga pendengar hanya dapat mendengarnya di jam tersebut dan tidak ada siaran ulang. 


Perlu diketahui bahwa hadirnya podcast dengan segala aspek kelebihan dan manfaatnya bukan berarti podcast menggantikan radio. Beberapa masyarakat pasti masih mendengarkan radio khususnya ketika sedang dalam perjalanan, baik itu radio yang berfokus pada informasi arus lalu lintas atau pada musik yang sedang viral. Dapat dikatakan radio tidak hilang di era digital ini, nyatanya radio justru dapat bersaing dengan perkembangan teknologi. Radio masih tetap ada dengan terus berinovasi memanfaatkan media sosial, mengikuti perkembangan yang ada karena sekarang eranya radio tidak hanya untuk didengarkan. Sekarang kita tidak dapat memaksakan orang untuk mendengarkan radio, apalagi generasi Z cenderung lebih menyukai sesuatu yang bersifat audio visual dibandingkan audio saja. Oleh karena itu, kini radio tidak hanya bersifat audio saja tetapi ada visualnya juga melalui live streaming di media sosial. Sebagai generasi muda kita harus terus mendukung dan mengapresiasi perkembangan radio yang terus berinovasi agar radio kedepannya tidak hilang begitu saja. Selain itu, podcast juga harus dilestarikan keberadaannya agar di masa depan tetap berpotensi besar untuk dikenal masyarakat luas.


Penulis: Rafaela Rachel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FOMO Labubu karena Instagram LISA BLACKPINK?!

 Siapa  yang sekarang ini sering dengar kata “Labubu”?  Sumber:  https://pin.it/6yFUY0vno Boneka Labubu adalah produk dari Pop Mart yang sedang viral di media sosial. Labubu juga merupakan salah satu karakter dari kelompok makhluk yang dikenal sebagai The Monsters . Karakter tersebut merupakan sebuah karakter elf yang dibuat oleh seniman kelahiran Hongkong bernama Kasing Lung. Karakter yang ada di The Monsters ini terinspirasi dari Nordik dongeng Eropa dalam buku anak-anak. Awalnya, karakter The Monster hanya ada di dalam buku cerita, namun pada tahun 2019 Lung membuat perjanjian lisensi bersama Pop Mart dan dari perjanjian itu akhirnya karakter The Monsters menjadi koleksi mainan. Boneka Labubu pertama kali ada pada tahun 2015 dan belum didistribusikan sebagai boneka. Namun di tahun 2024, boneka ini menjadi viral dengan banyaknya antusiasme dari masyarakat. Boneka labubu memiliki bentuk yang unik dan berbagai macam warna yang menarik perhatian. Pertama kali boneka ini viral dikaren

Berkembangnya Karakteristik Podcast yang Menjadi Audio Visual

Sumber: https://media.wired.com/photos/620eb0f39266d5d11c07b3c5/master/pass/Gear-Podcast-Gear-1327244548.jpg   Sumber : https://media.wired.com/photos/620eb0f39266d5d11c07b3c5/master/pass/Gear-Podcast-Gear-1327244548.jpg Ada ga sih yang kalau lagi makan sambil nonton atau dengerin podcast? Podcast merupakan singkatan dari dua kata yaitu iPod dan Broadcast. Artinya rekaman audio yang membahas suatu topik tertentu. Tentunya podcast ini berbeda dengan radio yang harus disiarkan secara langsung melalui frekuensi tertentu. Podcast lebih fleksibel dan bisa didengarkan kapan pun sesuai dengan keinginan. Kita dapat mendengarkan podcast di aplikasi seperti Spotify, Anchor dan Noice. Fitur on-demand yang dimiliki membuatnya sangat digemari oleh para pengguna internet, jika dibandingkan dengan radio yang memiliki batasan dalam hal aksesibilitas, frekuensi, dan waktu siaran. Awalnya podcast hanya berbentuk rekaman audio saja yang hanya bisa didengarkan, namun di zaman sekarang podcast sudah berub

Jarangnya Gen Z Mendengar Radio

Hari gini masih ada yang denger radio? Sumber : https://pin.it/5chD5WeSg   Tentunya masih ada dong! Tetapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa di era digital sekarang pendengar radio sudah mulai menurun. Terlebih lagi zaman digital ini sudah didominasi oleh banyak gen Z. Generasi Z atau biasa disebut dengan gen Z adalah generasi peralihan dari generasi Y atau milenial. Menurut Pew Research Center , gen Z merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997-2012. Mereka ini dikenal sebagai generasi pertama yang tumbuh dengan dunia internet dan koneksi digital. Sebagian besar dari mereka sudah lahir pada saat smartphone sudah mulai berkembang dengan baik.  Dahulu, masyarakat belum memiliki akses mudah untuk mendengarkan musik maupun mendengarkan pembicaraan seputar topik-topik tertentu. Radio menjadi satu-satunya sumber bagi masyarakat untuk mendengarkan musik dan juga pembicaraan secara gratis dan mudah. Oleh karena itu, radio merupakan media yang paling sering digunakan. Seiring berjalannya